Loading...
oleh : BSMI Jakarta Raya

Banjir merupakan bencana alam yang perlu mendapat perhatian, karena mengancam ekonomi dan jiwa masyarakat. Banjir merupakan bencana alam yang ketiga terbesar di dunia yang telah banyak menelan korban jiwa dan kerugian harta benda. Menjelang musim hujan ini BSMI Jakarta
menyediakan informasi mengenai bagaimana menghadapi kesehatan selama dan setelah musibah banjir berlalu.

Penyakit-penyakit yang muncul umumnya berkaitan faktor-faktor yang memperberat yang muncul saat banjir. Pada saat awal terjadi banjir, sering terjadi cedera akibat kaki terkena benda tajam saat banjir, misalnya menginjak paku, kaca, tergores, jatuh akibat lantai licin dan lain-lain.

Selanjutnya terjadi infeksi akibat kontak dengan air kotor. Luka yang sudah ada dapat terinfeksi bakteri, bahkan mungkin saja terjadi tetanus dan leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira (berbentuk spiral ) yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di dalam air tawar selama lebih kurang 1
bulan. Penularannya adalah melalui hewan tikus, sapi, kambing, kuda, domba, babi, anjing, kucing, serangga, burung. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi. Juga dapat terjadi infeksi jamur terutama pada kulit terutama kulit kaki akibat kontak terus menerus dengan air kotor.
Apabila kondisi banjir berlangsung terus, penyakit infeksi yang muncul bukan hanya pada luar tubuh yang terkena air kotor, tapi juga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan saluran pencernaan (diare, demam tifoid), baik yang disebabkan infeksi virus maupun bakteri. Pada anak-anak dan orang tua rentan terjadi radang paru-paru (pneumonia) dan dehidrasi.

Selain itu juga perlu diperhatikan penyakit-penyakit kronis yang memburuk saat banjir. Misalnya penyakit asma dan alergi. Juga penyakit dispepsia (sakit maag), hipertensi dan diabetes yang memburuk akibat pola makan yang tidak teratur, obat yang hilang, stress dan lain-lain. Penyakit yang disebabkan infeksi sebagian besar menular. Kondisi ini diperburuk pada kondisi penampungan pengungsi. Pengungsi berkumpul dalam jumlah besar dalam satu ruangan, bahkan dalam tenda terbuka. Kondisi di pengungsian ini menurunkan daya tahan tubuh pengungsi dan memudahkan terkena penyakit infeksi.
Dalam pengungsian yang serba terbatas, sulit sekali mengatur penempatan orang yang sakit agar terpisah dengan orang yang sehat. Kondisi ini memudahkan penularan penyakit infeksi, antara lain campak, cacar, influenza.

Karena penyakit-penyakit yang terkait banjir cukup banyak, gejala-gejalanya juga bervariasi. Misalnya infeksi kulit umumnya terasa gatal, perih, tampak luka atau kerusakan kulit. Gejala infeksi saluran napas adalah batuk, pilek, demam, pada kondisi yang berat dapat sesak. Infeksi saluran pencernaan adalah mual, muntah, buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari. Penyakit-penyakit tersebut menjadi semakin berbahaya jika penanganannya terlambat akibat perawatan yang tidak memadai saat pengungsian. Misalnya penyakit infeksi saluran napas dapat memburuk menjadi radang paru-paru pada anak-anak dan orang usia lanjut. Penyakit diare dapat mengakibatkan dehidrasi dan syok.

Pencegahan Penyakit
1. Makan dan minum: Rebuslah air minum hingga mendidih, pastikan air yang diminum memang layak untuk diminum. Pada kondisi banjir, kadang-kadang air kemasan lebih aman daripada air tanah. Berilah ASI pada bayi hingga usia 2 tahun, susu formula beresiko terutama jika air untuk menyeduhnya tidak bersih. Pada anak usia lebih dari 1 tahun, susu UHT dalam kemasan kecil lebih aman daripada susu bubuk.
Makan makanan yang higienis dan bergizi. Hindari makanan yang tidak jelas proses masak dan pencucian alat masaknya
2. Kebersihan dan perlindungan tubuh: Memakai alas kaki, sepatu bot dan sarung tangan jika melintasi air banjir. Cuci kaki dengan air bersih dan sabun segera setelah terkena air banjir. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, mengolah makanan dan setelah buang air besar. Lakukan vaksinasi lengkap, baik untuk anak maupun dewasa, untuk pengungsi maupun relawan.
3. Kebersihan lingkungan: Menghindari kontak dan pencemaran oleh binatang sekitar (tikus,serangga, dan lain-lain). Rumah atau tempat penampungan harus memiliki ventilasi memadai. Sebaiknya pengungsi yang sakit dipisahkan dengan pengungsi yang sehat.

Penyelenggaraan Dapur Umum
Tempat penyelenggaraan dapur umum harus berdasarkan keadaan tempat yang aman, terjangkau, terpenuhi dalam waktu tertentu, memenuhi syarat higiene dan sanitasi. Prinsip higiene dan sanitasi makanan di daerah bencana melalui pengendalian terhadap 4 faktor
penyehatan makanan, yakni: faktor tempat/bangunan, peralatan, orang, dan bahan makanan.
a. Tempat Penyimpanan bahan makanan dan minuman
Bahan makanan harus diperhatikan kualitas dan keamanannya.
Pada keadaan banjir, air minum mungkin tidak tersedia atau tidak aman untuk diminum, sehingga dibutuhkan air serta sarana yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menggunakan air untuk minum, memasak, dan kebersihan pribadi, serta memastikan air
minum tetap aman untuk dikonsumsi.
Pada umumnya tempat penyimpanan air minum di lokasi pengungsian sudah tersedia dalam bentuk air minum kemasan, namun apabila tidak tersedia dalam bentuk air minum kemasan maka diperlukan tempat atau wadah untuk mengisinya, sebelum mengisi air minum ketempat
penyimpanan yang aman untuk digunakan.
b. Tempat Pengolahan
Tempat pengolahan makanan/dapur umum dapat dilaksanakan di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Dapur umum harus ditempatkan pada satu lokasi, akan lebih baik jika berada dalam satu bangunan. Ruang dapur ditata untuk keperluan menampung air, pencucian dan
membersihkan makanan, pengadaan awal, masak, penyiapan makanan sebelum disajikan dan pencucian alat-alat makan dan alat masak.
c. Pengangkutan makan
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan atau dapur umum ke tempat penyajian atau penyimpanan tertutup, tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk
waktu yang lama harus diatur suhunya dalam keadaan panas 60 oC atau tetap dingin 4oC.
d. Penyajian Makanan
Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang dipakai harus bersih. Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan tertutup. Makanan disajikan dalam keadaan hangat, makanan jadi segera disajikan, penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan berpakaian bersih dan makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan.
e. Tenaga Dapur Umum
Hygiene pekerja yang menangani makanan dan minuman sangat penting peranannya dalam mencegah perpindahan penyakit ke dalam makanan dan minuman.
Tenaga dapur umum harus:
 Berbadan sehat untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan
bakteri patogen;
 Tidak menderita penyakit menular seperti thypoid, penyakit kulit, TBC atau pembawa
kuman. Memperhatikan kebersihan dan pengawasan kesehatan perorangan seperti: pakaian kerja, rambut, kuku, tangan, saluran pencernaan, kulit, mulut, hidung, kerongkongan, mulut, dantelinga;
 Sikap dan perilaku tenaga dapur umum. Sikap dan perilaku tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku sehingga harus tahu cara pengolahan makanan dan minuman yang benar sesuai syarat-syarat kesehatan.
Hal-hal yang diperhatikan sebagai tenaga dapur umum adalah :
1) Mencuci tangan
2) Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja dan pakaian kerja harus bersih.
3) Kuku dan perhiasan, kuku hendaknya dirawat dan dibersihkan, dan dianjurkan untuk tidak
memakai perhiasan sewaktu bekerja;
4) Topi atau penutup rambut,
5) Penjamah makanan dan minuman sama sekali tidak diijinkan untuk merokok selama bekerja
baik waktu mengolah maupun mencuci peralatan;

Membersihkan Rumah Pasca Banjir
1. Pastikan banjir sudah reda
Rumah dapat dibersihkan jika banjir sudah reda. Artinya, tidak ada banjir susulan lainnya. Informasi mengenai kemungkinan ada atau tidaknya banjir susulan dapat ditanyakan pada pihak-pihak terkait, seperti pemda dan istitusi terkait lainnya. Cara ini untuk mengantisipasi dan menghindari hal-hal yang tidak dinginkan.
2. Gunakan alat pengaman
Alat pengaman yang dimaksud adalah sepatu boot, sarung tangan, dan masker. Alat-alat ini untuk melindungi penyakit saat membersihkan rumah akibat banjir.
3. Padamkan listrik
Oleh karena dalam membersihkan rumah menggunakan air dalam jumlah banyak, sebaiknya benda-benda kelistrikan di dalam rumah dipadamkan. Jika perlu, sikring juga dimatikan. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa air dapat menghantarkan bahaya jika dinyalakan saat rumah dibersihkan menggunakan air.
4. Maksimalkan udara masuk

Agar udara keluar dari dalam rumah dan udara bersih masuk, sebaiknya buka semua ventilasi
udara, mulai dari jendela, pintu, dan ventilasi lainnya. Aliran udara dan sinar matahari yang masuk akan mengurangi kadar kelembaban dalam rumah. Cara ini akan mencegah timbulnya jamur dan membuat udara lebih bersih.
5. Buang semua makanan yang terkena air banjir
Biasanya banjir membawa“oleh-oleh” berupa sampah yang berceceran. Bersihkan semua sampah tersebut dan makanan yang terkena air banjir karena dikhawatirkan terkontaminasi kuman-kuman penyakit.
6. Keluarkan semua perabotan rumah
Agar pembersihan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, sebaiknya barang- barang perabotan rumah dikeluarkan terlebih dahulu. Selain itu, perabotan yang basah dapat dijemur sehingga bisa kering seperti semula. Setelah barang dikeluarkan, bersihkan lantai dari lumpur
dengan menggunakan serokan karet.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

You may use these <abbr title="HyperText Markup Language">html</abbr> tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

*