Penyakit Tidak Menular (PTM)
Tantangan kesehatan di Indonesia salah satunya adalah terkait dengan Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM, juga dikenal sebagai penyakit kronis, cenderung berlangsung lama dan merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan dan perilaku.
Pada perjalanan awal, PTM sering tidak bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap PTM. Hal tersebut membuat kesadaran untuk memeriksakan diri / deteksi dini kurang. Sehingga banyak yang periksa ketika terjadi komplikasi dari PTM, bahkan berakibat kematian lebih dini.
Melansir dari website Badan kesehatan dunia (WHO), ada beberapa fakta mengenai PTM. Salah satunya ialah tentang angka kematian yang disebabkan oleh PTM. Penyakit ini diperkirakan telah membunuh 41 juta orang setiap tahun, setara dengan 71% dari semua kematian secara global.
Sedangkan berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, diperkirakan sedikitnya ada 1,4 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit tidak menular. Kebanyakan penyakit tidak menular bersifat menahun.
Penyebab PTM
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular, di antaranya faktor genetik atau turunan, usia lanjut, serta faktor lingkungan, seperti polusi.
Selain itu pola hidup tidak sehat pun menjadi pemicu terjadinya PTM pada diri seseorangan.
- Kurang olahraga
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol
- Pola makan tidak sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi kolesterol, garam dan gula, serta kurang mengonsumsi sayur dan buah
- Diet yang tidak sehat
- pola tidur yang tidak teratur ( salah satu penyebab hipertensi)
Pencegahan PTM
Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah (preventable disease), dengan mengenali faktor risikonya dan merubah gaya hidup yang lebih sehat.
WHO menyebutkan, Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat, diperlukan pendekatan komprehensif. Dimana mengharuskan semua sektor, termasuk kesehatan, keuangan, transportasi, pendidikan, pertanian, perencanaan dan lain-lain, untuk berkolaborasi untuk mengurangi risiko yang terkait dengan PTM. Serta mempromosikan intervensi untuk mencegah dan mengendalikan mereka.
Menurut Kemenkes, untuk menjawab permasalahan dan tantangan kesehatan, maka diperlukan Strategi yang harus dilakukan yaitu :
- Memperkuat Kemampuan Edukasi dan Komunikasi dimana saja dan kapan saja tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian PTM. Seperti edukasi melalui media cetak dan elektronik,sosial media, virtual zoom, iklan layanan masyarakat, atau tatap muka.
- Memperkuat Jejaring Kemitraan dengan menanamkan pemahaman yang sama tentang pentingnya membangun dan menggalang kemitraan melalui pentahelix, baik antar sesama profesi kesehatan maupun dengan mitra potensial yang memiliki visi dan misi yang sama dalam program penanganan pencegahan dan pengendalian PTM di lapangan.
- Memperkuat Pemberdayaan Masyarakat dengan mencari pola dan strategi yang sesuai dengan karakteritik dan sosial budaya masyarakat, dalam rangka merancang penggerakan masyarakat. Termasuk bagaimana strategi menyampaikan pesan kesehatan agar masyarakat tahu, mau dam mampu mematuhi dengan penuh kesadaran untuk dijadikan kebiasaan dan gaya hidup berperilaku hidup bersih dan sehat sehari – hari.
Sedangkan, untuk masyarakat harus sadar tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat. Perubahan perilaku untuk melaksanakan gaya hidup sehat (GERMAS) mutlak diperlukan untuk mencegah terjadinya PTM. Serta melakukan CERDIK (Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress).
Macam-macam PTM
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman, virus ataupun bakteri yang ditularkan antar manusia. Yang termasuk kategori PTM ini diantaranya adalah stroke, penyakit jantung koroner, kanker, diabetes melitus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Dan dari banyak PTM, Penyakit kardiovaskular menyebabkan sebagian besar kematian atau 17,9 juta orang setiap tahun, diikuti oleh kanker (9,3 juta), penyakit pernapasan (4,1 juta), dan diabetes (1,5 juta).