Siapa yang tidak tahu dengan HIV? HIV adalah salah satu penyakit yang hingga kini belum ada cara pengobatnya. Ketika virus itu bersarang kedalam diri penderita maka selama hidupnya virus itu menemani.
Walau begitu para ahli hingga kini tetap mencari solusi untuk menghentikan penyebaran dan mengobati HIV.
Lalu, Sebenarnya Apakah HIV itu?
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. HIV menargetkan sistem kekebalan dan melemahkan pertahanan orang terhadap banyak infeksi dan beberapa jenis kanker yang dapat dengan mudah dilawan oleh orang dengan sistem kekebalan yang sehat. Saat virus menghancurkan dan merusak fungsi sel kekebalan, individu yang terinfeksi secara bertahap menjadi kekurangan kekebalan. Fungsi kekebalan biasanya diukur dengan jumlah CD4.
Tahap paling lanjut dari infeksi HIV adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang jika tidak diobati, tergantung pada individunya. AIDS didefinisikan oleh perkembangan kanker tertentu, infeksi atau manifestasi klinis jangka panjang yang parah.
Saat ini tidak ada obat yang efektif untuk HIV. Tetapi dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan.
Seberapa Bahaya HIV?
Melansir dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) ada beberapa fakta mengenai HIV adalah virus yang sangat berbahaya:
- HIV terus menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang utama, telah merenggut 40,1 juta [33,6–48,6 juta] nyawa sejauh ini.
- Tidak ada obat untuk infeksi HIV. Namun, dengan meningkatnya akses ke pencegahan, diagnosis, pengobatan dan perawatan HIV yang efektif, termasuk untuk infeksi oportunistik, infeksi HIV telah menjadi kondisi kesehatan kronis yang dapat dikelola, memungkinkan orang yang hidup dengan HIV untuk menjalani hidup yang panjang dan sehat.
- Diperkirakan ada 38,4 juta [33,9–43,8 juta] orang yang hidup dengan HIV pada akhir tahun 2021, dua pertiganya (25,6 juta) berada di Wilayah Afrika.
- Pada tahun 2021, 650.000 [510.000–860.000] orang meninggal karena penyebab terkait HIV dan 1,5 juta [1,1–2,0 juta] orang tertular HIV.
- Untuk mencapai target global baru yang diusulkan 95-95-95 yang ditetapkan oleh UNAIDS, kita perlu melipatgandakan upaya kita untuk menghindari skenario terburuk 7,7 juta kematian terkait HIV selama 10 tahun ke depan, meningkatkan infeksi HIV karena layanan HIV gangguan selama COVID-19, dan respons kesehatan masyarakat yang melambat terhadap HIV.
Sedangkan di Indonesia data terakhir sampai Maret 2021, seperti dilaporkan oleh Ditjen P2P, Kemenkes RI, tanggal 25 Mei 2021, menunjukkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 558.618 yang terdiri atas 427.201 HIV dan 131.417 AIDS.
Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada priode Januari – Maret 2021 sebanyak 9.327, terdiri atas 7.650 HIV dan 1.677 AIDS yang dilaporkan 498 kabupaten dan kota dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia.
Lima provinsi yang melaporkan jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS terbanyak priode Januari – Maret 2021, yaitu:
- Jawa Tengah 1.432 (1.125 HIV dan 307 AIDS)
- Jawa Barat 1.224 (1.115 HIV dan 109 AIDS)
- Jawa Timur 1.104 (941 HIV dan 163 AIDS)
- DKI Jakarta 1.015 (964 HIV dan 51 AIDS)
- Sumatera Utara 695 (479 HIV dan 216 AIDS)
Pengobatan HIV
Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai antiretroviral (ARV).
Penderita yang telah terdiagnosis HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa terapi antiretroviral (ARV). ARV bekerja mencegah virus HIV bertambah banyak sehingga tidak menyerang sistem kekebalan tubuh.
ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV adalah:
- Efavirenz
- Etravirine
- Nevirapine
- Lamivudin
- Zidovudin
Bisa Sembuh dari HIV Apakah Sebuah Keajaiban?
Sebenarnya sampai hari ini sudah ada 4 orang di dunia yang bisa sembuh dari HIV. Tentu saja ini menjadi sebuah kasus langka sekaligus sebuah titik harapan bagi para penderita. Ini adalah orang orang yang telah berhasil sembuh dari HIV.
Pertama, Timothy Ray Brown (45 tahun) yang kini tinggal di Bay Area, San Fransisco AS. Timothy Ray Brow di diagnosis HIV pada tahun 1995. Ketika tinggal di Berlin Jerman, Brown diketahui mengidap leukemia dan juga HIV. Saat itu dokter memberikanya transplantasi sumsum tulang belakang. Dan ternyata hasil dari transplantasi sel induk yang dilakukan pada tahun 2007 ini luar biasa.
“Saya berhenti mengonsumsi obat HIV pada saat saya mendapatkan transplantasi dan tidak pernah mengonsumsinya lagi, dan penyakit itu hilang secara efektif,” ujar Brown, seperti dikutip dari CBSNews, Senin (6/6/2011)
Penderita kedua yangs sembuh dari HIV adalah pria Inggris berusia 40 tahun bernama Adam Castillejo. Menurut dokter yang menanganinya ia telah bebas dari virus HIV selama 30 bulan usai menghentikan terapi anti-retroviral. Perawatan sel induk yang dia jalani untuk kaknker juga menyembuhkannya dari HIV.
Donor sel punca yang diterima oleh Castillejo memiliki gen yang tidak umum yang memberi mereka perlindungan terhadap HIV.
Orang ketiga menjadi wanita pertama di Dunia yang berhasil bebas dari virus HIV. Sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat mengumumkan pada Selasa (15/2/2022) bahwa mereka telah menyembuhkan infeksi HIV pada seorang wanita.
Sang wanita didiagnosis mengidap HIV pada 2013. Empat tahun kemudian, dia juga diketahui menderita leukemia myeloid akut. Sejak transplantasi wanita pada Agustus 2017, dia telah sembuh dari leukemia selama lebih dari empat tahun. Tiga tahun setelah transplantasi, dia menghentikan pengobatan HIV atas persetujuan dari dokter.
Dan yang terakhir adalah seorang pria berumur 66 tahun yang tidak ingin disebut identitas dirinya. pria tersebut dikenal sebagai pasien “City of Hope”, seperti nama rumah sakit tempatnya dirawat di Duarte, California. Ia didiagnosis HIV sejak tahun 1980-an.
Apakah ini bisa menjadi solusi HIV?
Walau begitu 4 orang tersebut bisa sembuh dengan melakukan transplantasi sumsum tulang. Hal ini tentu tidak akan merevolusi pengobatan HIV untuk 38 juta orang di dunia yang saat ini terinfeksi.
Meski begitu Para peneliti masih terus mencari cara untuk menargetkan pintu CCR5 menggunakan terapi gen sebagai pengobatan potensial.
Reference :
https://hivaids-pimsindonesia.or.id
Laporan Perkembangan HIV AIDS & Penyakit lnfeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2021, Pit. Direktur Jenderal P2P, KEMENTERIAN KESEHATAN