Studi populasi epidemiologi sejak tahun 1960 telah menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer jarang terjadi pada usia muda, namun masih merupakan penyakit yang umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Gejala-gejala penyakit Alzheimer meliputi penurunan fungsi kognitif pada dua atau lebih domain kognitif, termasuk memori, dan domain lain seperti eksekutif, bahasa, atau visuospasial yang cukup mengganggu fungsi sehari-hari. Penyakit ini sering disertai juga dengan gangguan perilaku seperti depresi, psikosis, kecemasan, agitasi, gangguan tidur, rasa malu, dan sikap apatis.
Mayoritas studi prevalensi tentang demensia di dunia telah dilakukan di negara-negara industri yang memiliki pendapatan nasional tinggi. Dalam populasi ini, perkiraan prevalensi berkisar sekitar 5-10% pada usia lebih dari 65 tahun. Prevalensi akan meningkat dua kali lipat kira-kira setiap 5 tahun dan umumnya terjadi lebih banyak pada wanita dibandingkan laki-laki. Dalam studi populasi yang dilakukan baru-baru ini, sebagian besar kasus demensia disebabkan karena penyakit Alzheimer, meskipun dengan variasi proporsi yang beragam.
Seiring bertambahnya waktu, individu dengan penyakit Alzheimer akan menjadi semakin bertambah gejalanya dan mengalami kecacatan, diiringi dengan meningkatnya ketergantungan pada orang lain untuk kebutuhan sehari-hari, dan kadang-kadang memiliki perilaku yang mengganggu. Dalam kondisi demikian, keluarga pasien akan bertambah tanggung jawabnya dan cenderung mudah mengalami stres, terjadi konflik, serta mendapat tambahan beban keuangan. Asosiasi Alzheimer baru-baru ini memperkirakan total biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi penyakit Alzheimer di Amerika Serikat sebanyak 148 juta dolar per tahun, ditambah 89 juta dolar untuk biaya caregiver (pengasuh).
Data di atas jelas menunjukkan bahwa penyakit Alzheimer merupakan ancaman kesehatan yang cukup serius. Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal sebagai upaya mencegah terjadinya penyakit Alzheimer yang perlu dilakukan sejak dini.
Enam Pilar untuk Kesehatan Otak
Kesehatan otak seseorang seperti halnya dengan kesehatan tubuh, dipengaruhi oleh banyak faktor. Meskipun beberapa faktor, seperti faktor genetik misalnya, berada di luar kendali manusia, namun demikian masih banyak faktor pengaruh gaya hidup yang masih bisa dikendalikan.
Ada enam hal perilaku gaya hidup yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan otak. Adapun keenam pilar gaya hidup untuk kesehatan otak tersebut adalah:
- Olahraga teratur
- Diet sehat
- Stimulasi otak
- Tidur berkualitas
- Manajemen stres
- Kegiatan sosial
Seseorang yang mampu memperkuat masing-masing dari keenam pilar di atas dalam kehidupan sehari-hari, otak akan lebih tahan terhadap kerusakan dan semakin sehat. Ketika seseorang bisa menjalani gaya hidup dengan otak yang sehat, otak akan tetap bekerja secara optimal. Dengan demikian diharapkan bisa mencegah terjadinya penyakit Alzheimer.
*****
Silahkan like page Majalah Kesehehatan Muslim dan follow twitter.
Ingin pahala melimpah? Mari berbagi untuk donasi kegiatan Kesehatan Muslim. Info : klik di sini
from Kesehatan Muslim http://ift.tt/1Srr1Ep